Sabtu, 27 Agustus 2016

TEMAN BARU

Akhir-akhir ini gue mulai jenuh di rumah. Apalagi selama liburan berlangsung, kerjaan gue cuma main PS, tidur, bangun-bangun main PS sampai ngantuk, abis itu tidur lagi, abis itu main PS di dalem tidur *krik krik krik

Rabu, 17 Agustus 2016

17 Agustus di puncak gunung Ciremai

Selamat tanggal 17 Agustus Indonesia!!! Semoga menjadi negara yang terbebas dari korupsi, narkotika, dan kimcil-kimcil yang sering berkeliaran. Aamiin

17 Agustus tahun 2016 ini beda sama 17 Agustus tahun 2015 lalu. Tahun ini gue nggak kemana-mana. Layaknya perawan tua yang nggak keluar rumah, gue cuman di rumah aja molor seharian sambil main PS. Huft banget |:

Dari pada gue gabut di rumah, mending gue nyeritain perjalanan gue waktu tanggal 17 Agustus tahun 2015 lalu. Kali ini gue mau nyeritain tentang perjalanan gue waktu mendaki gunung Ciremai yang ada di Majalengka. Sebenernya ini perjalanan gue waktu 17 Agustus tahun 2015 lalu, cuman waktu itu gue masih di atas gunung dan belum sempat nge-share cerita gue di blog. 

Jadi begini ceritanya…
Awal kisah gue hidup sama abang sepupu gue di Tangerang. Kami berdua gabut di rumah, dan kami berdua memutuskan untuk mendaki gunung Ciremai. Tamat

Becanda deng wkwk

Jadi waktu tanggal 16 Agustus tahun 2015 lalu, gue diajak abang sepupu gue beserta kawan-kawannya buat ngerayain 17 Agustus di puncak gunung Ciremai. Ini ke dua kalinya gue mendaki gunung, melewati lembah, sungai mengalir indah ke samudra, bersama teman berpetualang. Oke bagian ini gue meng-copy dari lirik lagu Ninja Hatori, biar tulisannya keliatan banyak |:

Setelah sebelumnya gue pernah mendaki gunung Gede Pangrango. Hasrat gue kembali bergairah untuk mendaki gunung  lagi, maap-maap aja gue belum pernah pegang gunung, karena itu dosa *segikit dakwah di bagian tengah cerita* #pencitraan. Rasa penasaran gue buat mendaki gunung Ceremai semakin memuncak, karena gunung ini lebih tinggi dari gunung yang pernah gue daki sebebelumnya. Semua persiapan sebelum mendaki gunung udah gue siapkan. Tenda, kompor, panci, serta makanan-makanan cepat saji gue siapkan untuk dibawa ke atas gunung. Ini lebih keliatan seperti bantuan orang terkena bencana alam

                                  makanan anak kost banget 

Setelah semuanya siap. Gue beserta rombongan menuju Majalengka pada jam 12 malam mengendarai kendaraan pribadi, yaitu Onta. Subuh gue sampai di Majalengka, gue beserta rombongan bersinggah sejenak di rumah teman abang sepupu gue. Sebelum kami berangkat menuju lokasi gunung Ciremai, kami di sana diberi makanan khas Majalengka

katanya ini Dorayaki, tapi pas gue makan rasanya mirip Serabi. ini gue ditipu ato gimana?

Paginya kami langsung menuju lokasi untuk memulai petualangan. Perjalanan kami menuju lokasi semakin seru dengan diiring lagu-lagu adventure yang memacu adrenaline banget, yaitu sountrack serial tv Si Bolang. "Bolaaaang siiii Bolaaaaaang… si bocah petualang… kuat kakinya sperti kaki kijang… hap… hap… haphaphap… hap… hap…" kami menyanyikan lagu itu dengan penuh semangat. Sesampainya di lokasi kami mengecek semua perlengkapan sebelum mendaki. Setelah semuanya lengkap, kami memulai petualangan yang sebenarnya… "Booolang … siiiii Bolaaaaang…" gue menyanyikan lagu itu lagi.

Perjalanan mendaki puncak gunung Ciremai memakan waktu yang cukup lama dan menguras tenaga gue. Sering kali di tengah perjalanan gue berhenti dan beristirahat karena nafas gue mulai habis. Kadang gue berbaring di rumputan hutan karena gue lemah banget

mulut sengaja gue buka, biar pas ada lalet masuk langsung gue telen, buat menambah kebutuhan protein yang telah hilang.

Setelah menempuh waktu yang cukup lama dengan berjalan menelusuri gemerlapnya rimba, gue tiba di pos tempat persinggahan bagi para pendaki sekitar jam 6 sore dan udara mulai mendingin. Karena badan gue adalah badan jomblo yang terbiasa dengan dinginnya malam minggu tanpa pelukan hangat dari kekasih, gue nggak terlalu kedinginan. Kami di sana langsung memasang tenda untuk bermalam di atas gunung, api unggun kami buat untuk menggantikan pelukan hangat. Akhirnya kami bermalam di atas gunung dengan ditemani keidahan Milky Ways yang menghiasi langit malam itu. Mata gue, gue pejamkan di dalam tenda bersama kawan-kawan gue yang lain untuk membayar kelelahan perjalanan kami tadi siang.

Jam 5 pagi kami semua bangun untuk melanjutkan perjalanan menuju puncak. Rintangan kali ini semakin berat, jalanannya semakin menanjak dan penuh penuh dengan debu, udaranya semakin dingin, kali ini gue nggak kuat, badan gue menggigil tapi gue paksa terus untuk menuju puncak. Tak hentinya mulut gue berdoa dan tangan gue, gue lipat untuk mendinginkan dada. Seringkali di tengah perjalanan menuju puncak gue beristirahat sambil membersihkan debu-debu yang mengenai mata gue. Cahaya mega merah 17 Agustus waktu itu mulai mewarnai hitamnya langit pagi. Sungguh itu adalah keindahan alam yang Allah sajikan kepada gue

                                     terlihat seorang maling sedang berselfie

Perjalanan kami lanjutkan sampai menuju puncak. Matahari 17 Agustus mulai muncul ke permukaan menyinari kabut-kabut di sekeliling gunung. Sebelum sampai di puncak pagi itu kami sarapan dan beristirahat di perjalanan untuk kesekian kalinya


                                   sarapan Super Bubur, biar jadi Super

Ada juga yang sebagian dari teman gue istirahat sampai ketiduran

                                        dia bertapa di dalam jaketnya

Setelah kami kenyang dan sudah cukup beristirahat. Kami melanjutkan perjalanan menuju puncak. Sesampainya di puncak, rasa lelah gue dari awal perjalanan terbayar dengan keindahan alam yang terlihat jelas dari atas gunung, di sana semua pendaki mengibatkan bendera merah putih di atas puncak


Di atas puncak juga para pendaki mengibarkan bedera terpanjang yang mengelilingi puncak gunung. Itu adalah pengalaman yang tak akan pernah gue lupakan, mengibarkan bendera negri tercinta terpanjang di atas puncak gunung Ciremai


Setelah mengibarkan bendera dan menyanyikan lagu Indonesia Raya, gue beserta teman yang lain langsung mengabadikan moment-moment indah di atas puncak






Ada juga yang niat banget ngeprint tulisan-tulisan alay untuk sekedar berfoto


Mungkin ini aja cerita perjalan gue mendaki puncak gunung Ciremai. Kelelahan gue semuanya terbayar lunas waktu itu. Dan gue bangga menjadi orang Indonesia, dengan kekayaan alamnya yang luar biasa dan tak kalah dengan negara-negara lain. MERDEKA!!!